Laki-laki itu. Tak satu pun pedagang dan peminta sumbangan yang melewatkan mejanya. Karena jika mereka menghampirinya, pasti akan ada sesuatu yang mereka terima. Tak pernah mereka pergi dengan tangan kosong. Seorang gadis kecil berjilbab, kulihat sering berkunjung dan keluar dari ruangannya menggenggam amplop.
Laki-laki itu. Adalah biasa baginya makan rujak dari bungkus yang sama dengan anak buahnya. Tak pernah menjadi masalah baginya bertanya,”Ada yang bawa kue/oleh-oleh, ya?“ dan kemudian mencomotnya. Sebagaimana tak masalah pula ketika para staf meminta dibelikan rujak atau makanan. Lembaran rupiah pun dengan ringan melayang.
Laki-laki itu. Ruang kerjanya terbuka untuk siapa saja. Tak ada istilah ruangannya adalah tempat istimewa yang tak boleh dijamah siapa pun. Tak ada kesan kebirokratisan sehingga anak buah dan rekan kerja menjadi sungkan. Hingga semua fasilitas di sana dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh anak buah: komputer, telepon, internet, bahkan bangku tamu pun dapat dijadikan tempat rapat, atau sekedar istirahat.
Laki-laki itu. Berbincang dan bercanda adalah salah satu kebiasaannya. Bahkan saling ledek dengan staf pun sesuatu yang biasa. Baginya tak ada bos dan bawahan. Karena semua adalah tim kerja, jabatan hanyalah sarana untuk mencapai tujuan lembaga. Maka dirinya menjadi dekat dengan siapa saja -dari pejabat hingga office boy- tanpa harus kehilangan wibawa.
Laki-laki itu. Adalah kebetulan aku sedikit mengenal keluarganya. Dan karenanya aku tahu bagaimana rumahnya menjadi tempat berlabuh bagi banyak orang. Dan karenanya aku tahu, bahwa ia adalah seorang yang ringan tangan, ringan hati dan dermawan terhadap sesama. Pertama kali aku mengunjungi tempat tinggalnya, aku sempat terpana: rumah itu terlalu sederhana untuk seorang ia. Namun toh, rumah itu telah pernah menjadi tempat singgah begitu banyak jiwa.
Laki-laki itu. Berbincang dari hati ke hati dengannya bukan sekali dua saja kulakukan. Sejak pertama kali aku mengenalnya sekitar 6 tahun yang lalu, saat ia menjadi pejabat level paling bawah di kantorku, ia sudah menjadi seseorang yang cukup dekat denganku, termasuk dengan staf-staf lain tentunya. Kedekatan dan keakraban itu bahkan hingga taraf konsultasi kehidupan pribadi. Bahkan pernah ada saat-saat ia membuatku menangis dengan menanyakan hal-hal yang terkait dengan kehidupan pribadi. Dan sejak itu, ia terus menjadi salah satu bagian hidupku di dunia kantor.
Laki-laki itu. Postur tubuhnya ideal. Gerak geriknya gesit. Usianya belum lagi 40 tahun meski rambutnya nyaris telah memutih semua, (mungkin) karena banyak berpikir keras. Dalam enam tahun itu, karirnya terus menanjak, sedang banyak orang lainnya masih tetap sama seperti sebelumnya, termasuk diriku. Dalam enam tahun itu, ia terus berkembang, dipercaya oleh banyak pihak dan kemudian menjadi seseorang yang terpercaya.
***
“Nduk! Piye kabarmu sak wise kawin?” Laki-laki itu dengan to the point menyampaikan pertanyaan itu begitu aku duduk di depan mejanya. Beberapa saat sebelumnya, ia melambaikan tangan memanggilku ketika aku lewat, meski aku bukan lagi anak buahnya. Panjang lebar, aku becerita tentang kondisi terakhirku setelah sebulan menikah. Dan dari lisannya kemudian mengalir nasehat-nasehat panjang tentang pernak-pernik pernikahan yang kudengar baik-baik meski sekali-kali kami timpali dengan canda. Itulah saat terakhir aku berbincang cukup banyak dengannya.
sampaikanlah informasi blog ini ke teman-teman anda, sebagai upaya serta sarana dakwah kita semua, dan jangan lupa untuk tinggalkan pesan guna perbaikan
Label
FIQIH KONTEMPORER
(2)
HIDUP SEHAT
(1)
KISAH KASIH
(3)
KISAH SHALEH
(15)
MP3 ISLAMI
(18)
RPP
(2)
VIDEO ISLAMI
(2)
Sabtu, 29 Mei 2010
Kisah Lelaki Ahli Sedekah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
profil
- Yahya
- sebuah impian akan menjadi kenyataan ketika kita mengulang-ulang apa yang ingin kita capai
Arsip Blog
-
▼
2010
(41)
- ► 05/30 - 06/06 (2)
-
▼
05/23 - 05/30
(39)
- 4 Syarat Poligami dari Ustad Arifin Ilham
- Para Petinggi Alam Akhirat
- Mengapa Rosulullah SAW di Musuhi
- Pengelihatan Alam Akhirat
- Akal Manusia dan Hawa Nafsu
- Mukjizat Adzan
- Menggelorakan Shalat Subuh berjamaah
- Rosulullah SAW Menolak Pegunungan Emas, Permata
- Faedah Sholat Tahajud yg Mengagumkan
- Cacatnya Wanita Penghuni Dua Surga
- Rutinitas Sedekah Pagi Rosulullah SAW yg Menakjubk...
- Dibalik Kebencian terhadap Rosulullah SAW
- Kisah Bangun Pagi Menuju Keberkahan Rejeki
- Kisah Lelaki Ahli Sedekah
- Kedermawanan Rosulullah SAW yang luarbiasa
- Kisah Menjadi Kaya karena Menikah
- Fenomena Adzan
- Ciptaan Allah yang Menakjubkan
- Justice Voice - Senandung Rindu
- Justice Voice - Senyum Dong Fren
- Justice Voice - Kupinang Engkau dengan Al Qur'an
- Justice Voice – Rasulullah
- Justice Voice - Hari Bahagia
- Justice Voice – Dinda
- Justice Voice - Lirih Pembebas
- Justice Voice - Cinta pemuda
- Justice Voice - Rumus Canggih
- Justice Voice - PD aja Lagi
- Justice Voice - Anugerah Yang Terindah
- Justice Voice – Ingkar
- Justice Voice - Istri Sholeha
- Justice Voice - Ramadhan Kembali
- Justice Voice – Problema
- Justice Voice - Nuansa Pagi
- Justice Voice - Ka Er Es
- Justice Voice – Ibunda
- Obat Jerawat Alami
- Hukum musik dalam islam
- HUKUM ROKOK
Komentar :
Posting Komentar